Kategori

Minggu, 17 Maret 2013

PANGGIL AKU "NAHRIN"


Tak banyak yang aku harap, hanya biar anakku tidak tertinggal dengan murid-murid lain di sekolahnya. Lala, begitulah aku memanggilnya sehari-hari. Nama lengkapnya Nahrin Nayla Salsabila. Arti Nayla Salsabila aku kira semua tidak merasa asing. Sedang nama Nahrin, aku ambil dari kata “Nahara”, yang artinya siang hari karena dia dilahirkan di siang hari. Alih-alih seperti nama “Syakira” yang diambil dari kata “Syukron”. hehehe
Pada awalnya aku sempat kaget ketika hari Sabtu ada kesempatan aku libur kerja dan mengantar anakku ke sekolah, mama Eji, biasa aku panggil salah satu ibu-ibu yang juga tiap hari mengantar anaknya ke sekolah, bahwa kegiatan anaknya tiap paginya les ngaji, kemudian lanjut sekolah. Pulang sekolah si anak dikasi waktu tidur 1.5 jam, lalu sorenya les calistung dan bahasa Inggris.
Gubragggg......aku kaget mendengarnya. Segitukah anak kecil sekarang harus mengatur waktunya? Atau aku yang ketinggalan informasi?
Mulanya aku berusaha tidak menghiraukan hal itu. Informasi yang aku tahu, belajar membaca itu pada tingkat Sekolah Dasar. Tapi melihat kenyataan seperti ini, sepertinya aku harus mengimbangi keadaan. Aku berpikir bagaimana anakkku tidak tertinggal dengan teman-temannya di sekolah dengan waktuku sebagai seorang pekerja yang terbatas hanya mengantar jemput anak ke sekolah atau les saja sekaligus tidak terlalu boros biaya.
Aku bersyukur sekali, masalah ngaji bisa aku atasi sendiri dan kebetulan setiap habis magrib memang anakku kubiasakan ngaji dan kuajar sendiri. Selanjutnya, pelan-pelan lala aku ajari membaca. Berbekal browsing internet dan baca sana sini, kusimpulkan bahwa metode yang cepat dan bagus untuk anak belajar baca adalah “Belajar Membaca Tanpa Mengeja.”
Aku cobakan metode ini, dan walhasil, tanpa aku sadari dalam waktu kira-kira dua bulan Lala sudah bisa membaca dan menempuh waktu tiga bulan saja dia sudah lancar sampai dengan huruf konsonan dobel serta tanpa aku ajari, dia bisa menulis karena sudah terbiasa membaca.
Untuk anak yang masih TK besar seperti lala, lagi-lagi aku belum tega untk memforsirnya. Meskipun aku sudah menyiapkan metode untuk mengajarinya berhitung, “Jarimatika”. Metode ini aku pilih karena tidak memaksa anak untuk terus berhitung tapi memakai metode sehingga tidak membebani otak anak. Aku sudah membaca dan mempelajarinya. Setidaknya ketika kurasa Lala telah siap, tinggal action mengajarinya.
Lala aku lihat lebih percaya diri setelah bisa membaca. Perlu pengorbanan waktu yang lumayan sih untuk menyisihkan waktu mengajarinya belajar. Tapi aku puas dengan hasilnya dan bisa mengikuti perkembangannya.
Setiap harinya, selesai solat magrib, Lala langsung ngaji dan aku selipi dengan menambah vocab bahasa inggris, 2 atau 3 noun saja. Alhamdulillah, sekarang dia sudah sampai jilid 5 dan vocabulary  nya juga terus bertambah dengan drastis serta membacanya semakin lancar.
Minggu lalu, tepatnya tanggal 7 Maret 2013, dia harus mengikuti tes kemampuan Dasar dan tes psikologi untuk masuk SD.
Berbekal informasi dari ibu-ibu sebelumnya, dikatakan bahwa tes kemampuan dasarnya,biasanya kemampuan mengenal huruf latin dan huruf hijaiyah, surat pendek, do’a sehari-hari, kadang menulis namanya sendiri. Kalau itu sih,menurutku, Lala mampu.
Dan ketika pulang dari tes....
“Tadi disuruh apa Dik?” tanyaku pada Lala
Dengan suara khas anak-anaknya dia jawab “baca do’a makan, do’a kedua orang tua, terus surat pendeknya Al-Fatihah, Al-Falaq dan Annaas.”
“Alhamdulillah, anakku bisa.” Aku bergumam dalam hati
“suruh nulis juga Dik?” aku melanjutkan dengan penasaran
“iya, semua suruh nulis namanya.” Dia melanjutkan sambil makan es krim yang aku belikan di depan sekolah.
“Lala bisa?” aku tanya lagi
“bisa, tapi hanya lala tulis NAHRIN aja.” Katanya enteng
“Lho kenapa? Lala kan bisa tulis nama dengan lengkap?” tanyaku agak gemes dan bingung.
“Nama NAYLA sudah banyak Ma, SALSABILA juga banyak. Makanya Lala tulis Nahrin saja biar ngga ada yang sama.”
Astaghfirullah Tuhan......aku gak bisa jawab apa-apalagi, hanya memandanginya saja.